Sabtu, 27 Oktober 2012

INDONESIA BUKAN SURGA


INDONESIA BUKAN SURGA
Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang meningkatkan produk domestik bruto menjadi 3,7 triliun – 4,7 triliun dollar AS dan menjelaskan soal peringkat utang Indonesia versi Fitch dan Moody’s yakni layak investasi yang dipaparkan dalam iklan berjudul “Invest in Indonesia” edisi 24 September 2012.
Semua investor atau tamu yang hadir dalam Indonesia Investment Day yang dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di New York Stock Exchange, akhir September lalu, mendapat surat kabar itu. Ini ditambah beberapa informasi dalam bentuk buku tipis yang dijilid, yang memaparkan potensi ekonomi Indonesia dan pertumbuhannya saat ini.
Semua bahan promosi itu tentu bertujuan menarik investor ke Indonesia, yang lalu berinvestasi terutama dalam bentuk penanaman modal asing yang lebih stabil dan berjangka panjang ketimbang investasi portofolio di pasar modal yang gampang datang dan pergi. Per triwulan II-2012, investasi langsung pada neraca pembayaran Indonesia sebesar 3,882 miliar dollar AS. Adapun investasi portofolio 3,789 miliar dollar AS.
Permasalahannya, apakah Indonesia benar-benar layak untuk menerima investasi sedangkan promosi gencar dilakukan tetapi keadaan Indonesia yang sebenarnya belum sepenuhnya dibenahi seperti masalah infrastruktur dan ‘biaya-biaya’. Masalah ini terlihat sepele tetapi jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat akan menjadi besar. Mengakibatkan efisiensi di Indonesia rendah sehingga menghilangkan daya tarik Indonesia sebagai tujuan investasi.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri mengatakan bahwa “Indonesia is not paradise”. Chatib mengakui masih banyak masalah di Indonesia.  Sebagai contoh, biaya “di bawah meja”, yang berarti biaya ekstra harus ditanggung investor di luar biaya resmi. Meski persentasenya diakui Chatib mulai turun, upaya untuk bersama-sama memerangi persoalan itu masih harus digalakkan. Selain itu, mengenai infrastruktur yang juga tak kunjung teratasi. Berapa banyak waktu dibutuhkan untuk mengangkut hasil produksi dari Bekasi, Jawa Barat, ke Pulau Sumateradengan kapal Ferry menyeberangi Selat Sunda? Atau berapa kali listrik padam dalam setahun sehingga mengganggu proses produksi? Namun, ia menyatakan BKPM siap membantu investor menghadapi dan mengatasi masalah yang dihadapi di Indonesia.
Salah satu fakta, Bank Mandiri menyediakan dana pembiayaan infrastruktur sebesar Rp 59,683 triliun per triwulan II-2012. Yang terserap hanya Rp 36,256 triliun artinya potensi yang ada di Indonesia belum tergarap dengan baik. Penyebabnya jelas, anatara lain kepastian hukum dan pembebasan lahan, yang harus diselesaikan secepatnya. Untuk mewujudkan Indonesia sebagai surga investasi maka harus cari solusi dan realisasinya. 
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar