INDONESIA
BUKAN SURGA
Rencana
Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang
meningkatkan produk domestik bruto menjadi 3,7 triliun – 4,7 triliun dollar AS
dan menjelaskan soal peringkat utang Indonesia versi Fitch dan Moody’s yakni
layak investasi yang dipaparkan dalam iklan berjudul “Invest in Indonesia”
edisi 24 September 2012.
Semua
investor atau tamu yang hadir dalam Indonesia Investment Day yang dibuka
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di New York Stock Exchange, akhir September
lalu, mendapat surat kabar itu. Ini ditambah beberapa informasi dalam bentuk
buku tipis yang dijilid, yang memaparkan potensi ekonomi Indonesia dan
pertumbuhannya saat ini.
Semua
bahan promosi itu tentu bertujuan menarik investor ke Indonesia, yang lalu
berinvestasi terutama dalam bentuk penanaman modal asing yang lebih stabil dan
berjangka panjang ketimbang investasi portofolio di pasar modal yang gampang
datang dan pergi. Per triwulan II-2012, investasi langsung pada neraca
pembayaran Indonesia sebesar 3,882 miliar dollar AS. Adapun investasi
portofolio 3,789 miliar dollar AS.
Permasalahannya, apakah Indonesia benar-benar layak untuk
menerima investasi sedangkan promosi gencar dilakukan tetapi keadaan Indonesia
yang sebenarnya belum sepenuhnya dibenahi seperti masalah infrastruktur dan
‘biaya-biaya’. Masalah ini terlihat sepele tetapi jika tidak ditangani dengan
cepat dan tepat akan menjadi besar. Mengakibatkan efisiensi di Indonesia rendah
sehingga menghilangkan daya tarik Indonesia sebagai tujuan investasi.
Kepala
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri mengatakan bahwa
“Indonesia is not paradise”. Chatib mengakui masih banyak masalah di Indonesia.
Sebagai contoh, biaya “di bawah meja”,
yang berarti biaya ekstra harus ditanggung investor di luar biaya resmi. Meski
persentasenya diakui Chatib mulai turun, upaya untuk bersama-sama memerangi
persoalan itu masih harus digalakkan. Selain itu, mengenai infrastruktur yang
juga tak kunjung teratasi. Berapa banyak waktu dibutuhkan untuk mengangkut
hasil produksi dari Bekasi, Jawa Barat, ke Pulau Sumateradengan kapal Ferry
menyeberangi Selat Sunda?
Atau berapa kali listrik padam dalam setahun sehingga mengganggu proses
produksi? Namun,
ia menyatakan BKPM siap membantu investor menghadapi dan mengatasi masalah yang
dihadapi di Indonesia.
Salah
satu fakta, Bank Mandiri menyediakan dana pembiayaan infrastruktur sebesar Rp
59,683 triliun per triwulan II-2012. Yang terserap hanya Rp 36,256 triliun
artinya potensi yang ada di Indonesia belum tergarap dengan baik. Penyebabnya
jelas, anatara lain kepastian hukum dan pembebasan lahan, yang harus
diselesaikan secepatnya. Untuk mewujudkan Indonesia sebagai surga investasi
maka harus cari solusi dan realisasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar