INDONESIA BUTUH 2,5
JUTA AKUNTAN BERKUALITAS
Pertumbuhan ekonomi Indonesia
yang relatif tinggi membuat banyak investor dunia ingin masuk ke Indonesia. Namun,
masih banyak investor ragu masuk ke Indonesia karena pelaporan keuangan. Jumlah
akuntan berkualitas dinilai investor masih belum mencukupi kebutuhan pasar
sehingga dikhawatirkan banyak pelaporan keuangan yang belum benar. “Seharusnya
jumlah akuntan publik yang ideal itu 1 persen dari jumlah penduduk. Jadi,
sebenarnya Indonesia membutuhkan 2,5 juta akuntan publik. Namun, yang ada
sekarang 1.400 akuntan publik,” kata Marsudi Wahyu Kisworo, Rektor Sekolah
Tinggi Ilmu Perbanas, seusai penandatanganan kerja sama dengan Certified
Practicing Accountants (CPA) Australia di Jakarta, Rabu (31/10).
Agus Suparto, Kepala Bidang Pembinaan Akuntan Pusat Pembinaan Akuntan Jasa dan
Penilai Kementerian Keuangan, mengatakan, pertumbuhan akuntan publik di
Indonesia memang sangat lambat. Setiap tahun hanya 4 persen. Adapun akuntan
beregister saat ini jumlahnya mencapai 51.800 akuntan dengan pertambahan 1.500
orang per tahun. “Jumlah ini masih jauh dari cukup. Selain itu, secara
kualitas, akuntan juga perlu meningkatkan kapasitas,” ujar Agus. Peningkatan kapasitas
ini sangat diperlukan karena pada tahun 2015 akan dimulai Masyarakat Ekonomi
ASEAN. “Jika akuntan Indonesia tidak siap, kita dibanjiri oleh akuntan negara tetangga,”
ujar Agus. Upaya peningkatan kapasitas itu, CPA Australia bekerja sama dengan
Ikatan Akuntan Indonesia, Institut Akuntan Manajemen Indonesia, Universitas
Indonesia, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Universitas Bina Nusantara,
dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas. “Di pasar modal, pelaporan keuangan
sangat dibutuhkan. Untuk itu, kami ingin membantu meningkatkan kualitas akuntan
di Indonesia,” kata Rob Thomason, Executive General Manager Business
Development CPA Australia.
Analisis
:
Indonesia adalah salah satu negara
yang memiliki daya tarik tinggi untuk investasi. Tetapi kendalanya terletak
pada jumlah akuntan berkualitas yang minim. Mungkin akuntan sendiri jumlahnya
lebih dari ideal tetapi yang berkualitas masih kurang.
Padahal lulusan dari jurusan
akuntansi sangat banyak tetapi kenapa jumlah akuntan masih belum mencukupi
kebutuhan pasar. Apa yang sebenarnya terjadi? Jangan
sampai kesempatan untuk menjadi akuntan diisi oleh negara tetangga.
Sumber : Kompas, 1 November 2012. Halaman 20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar